10 September 2008

PERUSAKAN KANTOR PGI

Selasa, 26 Agustus 2008
1. Sepanjang tiga minggu terakhir, sebanyak 200-an Satpol PP dan Polisi berjaga-jaga di sepanjang Jalan Diponegoro, jalan samping kiri kantor PGI Salemba 10 Jakarta. Satpol PP tersebut, menurut penjelasan, bertugas untuk membebaskan sepanjang Jalan Diponegoro dari pedanggang kaki lima.

2. Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) memajang spanduk anti perda ketertiban umum, yang dianggap menyengsarakan rakyat miskin, di pintu masuk sekretariat GMKI menghadap Jalan Diponegoro. Satpol PP menurunkan spanduk tersebut yang menimbulkan keberatan dari pihak GMKI.

3. Tidak diketahui siapa yang memulai, terjadi keributan di antara Satpol PP dan GMKI. Tiba-tiba, antara 15.30-16.10, gedung kantor PGI dilempari dengan batu-batu, yang dilakukan oleh sekitar 200-an anggota Satpol PP. Keributan terjadi dengan disaksikan polisi yang berjaga di jalan Diponegoro.

Rupanya, Satpol PP tersebut berupaya mengejar sekitar 15 anggota GMKI yang lari masuk ke sekretariat GMKI yang berada di sisi kanan kantor PGI. Namun yang mereka lakukan adalah penghancuran gedung secara membabi buta oleh sekitar 200-an polisi pamongpraja tersebut. Akibatnya, kaca-kaca jendela di ruang sidang PGI dan ruang depan hancur berantakan, demikian juga beberapa sepeda motor karyawan PGI turut menjadi korban penyerangan tersebut.

4. Sore itu juga Sekum PGI mengadakan konferensi pers dengan beberapa media yang sudah ada di lokasi pada saat kejadian. Sekum PGI juga melaporkan kejadian tersebut ke Polres Jakarta Pusat.

Rabu, 27 Agustus 2008
5. Atas undangan Sekum PGI, KH Hasyim Muzadi mengunjungi PGI dan menyampaikan rasa emphatinya yang mendalam atas kerusakan kantor PGI. Beliau juga sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Demikian juga pimpinan PGLII dan PGPI.

6. Atas desakan Sekum PGI, sekitar pukul 09.30 Wakil Gubenur DKI Jakarta datang ke kantor PGI untuk melihat langsung dampak kerusakan. Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur menyampaikan permintaan maaf Pemprov. DKI Jakarta atas kejadian tersebut dan akan segera mengganti semua kerusakan yang terjadi. Beliau juga memohon agar PGI beserta semua yang terkait tidak memperpanjang masalah ini.

Di tengah apresiasi Sekum PGI atas respon cepat Pemprof DKI atas persoalan ini, Ketum PGI menyesalkan kejadian tersebut karena tidak semestinya aparat pemerintah bertindak anarkis dalam menyelesaikan masalah.

7. Menjelang sore anggota DPR Enggartiasto dari Fraksi Partai Golkar dan Ara Sirait dari Fraksi PDIP berkunjung untuk melihat langsung dampak serbuan Satpol PP. Demikian juga Constantin Ponggawa dari Fraksi PDS menyampaikan keprihatinan yang mendalam. Sementara wartawan dari berbagai media terus bergantian datang untuk mencari keterangan.

8. Malam hari, Gubenur DKI, Fauzi Bowo, melalui Humas Pemprov DKI menyampaikan kepada Sekum yakni :
a. penyimpangan tidak dapat dibenarkan. Aparat Pemprov. DKI Jakarta yang menyimpang akan diberi sanksi sesuai dengan kesalahannya.
b. Setiap pelaksanaan penertiban di lapangan adalah dalam rangka Penegakan Hukum.
c. Pemprov DKI Jakarta meminta maaf atas kejadian di lapangan dan segala kerusakan menjadi tanggungjawab Pemprov DKI Jakarta.
d. Mohon dukungan PGI (dan unsur-unsur dalam koordinasi PGI) untuk bersama-sama bersatu menegakkan Hukum.

Kamis, 28 Agustus 2008
9. Puing-puing kaca yang berserakan masih terlihat, dan belum ada keputusan untuk bisa dibersihkan. Tampak satpol PP yang berjaga jumlahnya dua kali lipat dari dua hari sebelumnya. Demikian juga banyak terlihat aparat Polisi dan TNI.

10. Sekitar pukul 11.00, Satpol PP masuk ke sekretariat GMKI namun diminta keluar oleh staf sekretariat GMKI. Setelah itu gedung GMKI persis belakang kantor PGI yang masih sengketa dirobohkan oleh buldoser. Gedung PGI bergetar karena boldoser yang merobohkan gedung tersebut.

11. Pukul 14.00 kembali terjadi penyerangan oleh satpol PP ke gedung kantor PGI, lebih hebat dari dua hari sebelumnya. Hampir semua kaca jendela depan kantor PGI hancur. Ruang tamu Ketua Umum dan Sekum hancur, demikian juga pintu dan kusen loby kantor dan ruang Satpam PGI hancur.

Jumat,29 Agustus 2008
12. Kamis malam hari pukul 24.00 hingga pukul 01.00 dini hari Jumat. Sekum PGI bertemu dengan walikota Jakarta Pusat di hotel Akasia. Dalam pertemuan tersebut Sekum. mendesak walikota Jakarta Pusat agar
1. Segala aktivitas kegiatan pembokaran dan kegiatan satpol PP di sepanjang jalan Diponegoro dihentikan agar suasana kondusif.
2. Sektretariat Persekutuan gereja-gereja di Indonesia yang menjadi pusat aktivitas warga Kristiani di Indonesia direhabilitasi sesegera mungkin.

13. Pada pukul 08.00 – 09.00 Sekum, Ketua Pdt. Dr. Jan S Aritonang serta bendahara Pdt. Kumala Setyabrata bertemu wakil Presiden RI. H Yusuf Kala dikediamannya. Dalam pertemuan tersebut. PGI menyampaikan kekecewaannya atas perusakan Sekretariat PGI jilid kedua (Kamis, 28 Agustus 2008)

Wapres menginstruksikan langsung ke Gubernur DKI Jakarta agar menjaga keamanan Sekretariat PGI dan segera merehabilitasinya. Dalam percakapan tersebut Wapres juga menyampaikan setelah Kantor PGI selesai direhabilitasi Menteri Agama RI dan Gubernur DKI Jakarta segera berkunjung ke sekretariat PGI, Salemba Raya 10. Hal ini penting karena yang hancur dan luka tidak hanya gedung dan bangunan namun hati umat Kristen di Indonesia.

14. Sejak kejadian tersebut, hampir seluruh gereja-gereja di Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian tersebut. Gereja-gereja menilai bahwa pengrusakan atas kantor PGI merupakan peristiwa yang sangat menusuk hati umat Kristen karena gedung Salemba 10 merupakan simbol keberadaan gerakan oikumene di Indonesia.

Jakarta, 29 Agustus 2008

Sumber: Adri (Litkom PGI)

Tidak ada komentar: